Beranda

Saturday, January 5, 2008

Get "Lost" in Pantai Sanggar Dusun Jengglungharjo Tanggunggunung Tulungagung

Tanggal 7-8 April 2007 aku sebenarnya rencana pengen survey Kegiatan Pasca Landaks (Latihan Dasar Kepemimpinan Siklus XIX) untuk kegiatan analisa vegetasi (ANVEG) dan jurnalistik Pencinta Lingkungan Hidup SIKLUS ITS di Pantai Sanggar Tulungagung. Maka dari itu kusebarin lewat sms ke adek-adekku anggota Pencinta Alam Arismaduta SMAN 1 Boyolangu Tulungagung. Di sms aku tulis bagi yang pengen ikut "monggo" silahkan dan segera konfirmasi balik ke aku. Trus nggak nyangka banget adik2 Arismaduta banyak yang pengen ikut terutama anak-anak kelas 2. Sialnya surveyku kesana ternyata nggak jadi tanggal segitu karena anak-anak Siklus sendiri masih ada masalah teknis yang belum terselesaikan. Jadi aku sendiri merasa nggak enak ama anak-anak kelas 2. Tapi mau gimana lagi aku sendiri dah janji mo kesana masa' tiba-tiba dicancel gitu aja..(wdh detail bgt crtnya...hekz kpn slesainya ntr..!!!sory bahasanya agak alay dikit!hehe). Trus lagi aku tambah bingung n pusing 7 keliling soalnya yang ikut dari anak-anak kelas 2 katanya ada lebih dari 10 orang...(Ha!!!!, mati gue!!) Ni masalahnya bawa anaknya orang n klo ada apa2 jadi aku yang tanggung jawab. Ya akhirnya kubraniin diri bawa mereka semua toh aku dah pernah ke Pantai Sanggar 3 kali sebelumnya.


(KAMIS malem tanggal 6 April 2007) Aku diberondong sms ma anak-anak kelas 2, n pikiranku malah semakin bimbang. Jadi apa nggak ya ke Pantai Sanggar coz yang tahu jalannya kan cuma aku doank. Akhirnya kuputusin nggak apa-apalah ngajak mereka semua karena mereka kelihantannya bener-bener pengen kesana n tampaknya mereka dah penasaran banget juga pengen tau keindahan Pantai Sanggar tu kayak apa. Apalagi skul SMABOY "SMILE" pas hari Sabtu diliburin nggak tahu kenapa mungkin guru-guru disana lagi pada ngiri ama pegawai2 di instansi lain yang lagi cuti bareng gitu kali! Lagi pula aku ngerasa nggak enak sama anak-anak yang dah terlanjur pada semangat pengen kesana eh aku malah ngebatalin acara gitu aja. Jadi dilema nih diriku!!
 
(Jum'at tgl 7 April 2007) Rencana berangkat jam 7 pagi teet! Tapi mungkin udah tradisi atau mungkin anak2 sukanya molor2 kayak jam karet, jadi berangkatnya tertunda sampe jam 10. Aku nyampe di sekretariat ARISMADUTA sekitar jam setengah 8 trus di sana ketemu ama seniorku yaitu Mas Aksan & Mas Shodiq yang rencananya mau mendaki Gunung Wilis. Akupun ngobrol-ngobrol tentang rencanaku survey KEPALAN XIX SIKLUS ama mereka. Kenapa koq molor sampe jam 10??Soalnya ya itu nunngu 1 anak yang namanya Amel nggak dateng2 padahal katanya dia yang paling "Horny" pengen tahu tentang P. Sanggar. Trus setelah si Amel dateng kami buru2 cari carteran len karena waktunya dah mefeet ama Sholat Jumat. Ooh ya sory!! yang ikut gak jd 10 orang lebih tapi cuma 7 doank, plus aku jadinya total 8 orang. Dan inilah daftar nama para bocah-bocah petualang yang akan melakukan ekspedisinya ke Pantai Sanggar :
1. Gunanda (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta)
2.JEMEK (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta)
3.Sofi (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta)
4.Ayu'SerR (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta)
5.Chuznul (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta)
6.Amel (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta )
7. Enggar (Angkatan Diklat VII Tapak Tirta )
8. Aku sendiri Zain (Angkatan Diklat V Jejak Lembah)

Pertama aq n JEMEK (Zulny) cari len d Pasar Burung Beji tp kelihatannya setelah proses nego yang cukup alot si supir angkotnya tetep gak mau dibayar 60rb(PP). Trus aku coba nyari langsung ke terminal ma Enggar,ee diterminal kita malah keroyok ama supir2 angkot!!Masa' sampe ke Desa Ngelo aja kita disuruh bayar 150rb untuk Pulang Perginya GILA NGGAK!!ya udah akhirnya kami mutusin naek len dulu dari depan Halte SMABOY sampe pertigaan Campurdarat. Ya biaya nge-lennya untuk ber-6 cuma RP.25.000,-ribu nyampe kesana. Trus yang 2 lagi (Jemek n Enggar) naek motor ngikutin di belakang len yang kami tumpangin. Tapi entah karena kasihan (hehe!) ato gak tega ngliat kami si supir len akhirnya nurunin kami di pertigaan NGENTRONG.Thanks a lot Pak!!I Luph U PULL!!Di sana kami pending dulu buat Sholat Jumat.


Selesai Jumatan kami nunggu len atau "tumpangan" pick up / truk di pertigaan NGENTRONG yang pokoknya bisa ditebengin. Akhirnya setelah menunggu cukup lama kami baru dapet pick-up yang mau nganterin sampe pertigaan deket pasar Tanggunggunung. (lumayan dapet tumpangan gratisan!^_^). Di situ kami nunggu lagi sampe akhirnya nggak dapet-dapet kendaraan...(hmmm capek dehh!!). Selanjutnya kami mutusin untuk jalan dari pertigaan Pasar Tanggunggunung ke pertigaan jurusan ke Blitar n Sine. Tujuan kami adalah ke rumah Bapak Bayan Dusun Ngelo yang bernama Pak Bero (Bukan Bero Karjati Widodo lo!!itu nama Guruku SMA..he3!). Aku sendiri udah kenal akrab sama Beliau sejak lama ketika pertama kali ke Pantai Sanggar. Akhirnya kurang lebih jam setengah tiga kami dapet tumpangan pick-up, untungnya pick up tu yang nyopirin Kakak Iparnya Pak BERO sendiri yang bernama Pak Alen. Beliau ditemani oleh putranya yaitu Pak Asep. Jadi kami diantar sampe rumahnya Pak Bero langsung (no ongkos) padahal rumahnya pak Alen tu di Desa Jengglungharjo (8 km dari rmh Pak Bero). Itulah yang membuat hati kami sangat tersentuh sekali, begitu baek banget hati para Bapak-Bapak ini padahal kan cuma baru kenal, kok sampe segitunya mau nganter kami sampe ke tujuan. Terimakasih atas tumpangannya lo Pak, ni aku ucapkan dari hati yang paling dalam untuk Pak Alen dan Pak Asep. Tanpa Bapak berdua kami mungkin tidak bisa apa-apa dan mungkin kami akan terlantar di jalan ketika itu. Semoga amal perbuatan Bapak mendapat balasan yang setimpal dari Yang Maha kuasa..Amien!^_^

Sampai di Desa NGELO kami langsung menuju rumahnya Pak Bero soalnya waktu dah menunjukkan pukul 3 sore lebih. Kami di sana melakukan persiapan dulu sambil menunggu Pak Bero pulang dari ladang. Habis Sholat Ashar kami baru ketemu Pak Bero dan ngobrol-ngobrol tentang keadaan Pantai Sanggar pada saat itu. Trus setelah diketahui kondisi di Pantainya cukup aman untuk menginap, kami langsung pamitan ke Pak Bero untuk memulai perjalanan ke P.Sanggar yang MENDEBARKAN dan penuh LIKU2!!!Perjalanan kami awali dari belakang rumah P.Bero melewati jalur susur sungai.

Kondisi medan disana sekarang cukup memprihatinkan karena mulai ada 1 perusahaan kayu yang masuk daerah kawasan hutan P.Sanggar. Tapi menurutku sih gak terlalu parah amat tapi ya sayang gitu lo kawsan Hutan P.Sanggar yang dulunya masih asri & alami kini dirusak oleh tangan-tangan manusia yg SERAKAH dan EGOIS akan keuntungan yang sesaat, tanpa mempedulikan nasib anak cucunya kelak. Apa mereka tidak berpikir bahwa satu batang, dahan atau bahkan ranting pohon tumbuhnya bisa memerlukan waktu yang relatif lama bahkan bisa mencapai berpuluh-puluh tahun atau mungkin ratusan tahun bisa tumbuh sampe' begitu besarnya eeh malah seenaknya saja ditebang begitu aja, tanpa ada perbaikan / reboisasi ke depannya. Itu mungkin sepenggal keluh kesahku mengenai kondisi hutan P.sanggar yang kini sudah semakin rusak ditelan waktu.

Back to perjalanan tadi, eehm sampe mana ya?oh iya setelah melewati tegalan jagung & padi milik penduduk setempat kami disuguhkan pengalaman menyedihkan tentang hal yang smpat membuatku menangis dalam hati. Pohon-pohon yang tak berdosa dah pada ditebangi & kayu-kayu gelondongan banyak berserakan dijalan-jalan setapak. Tapi dah biarlah semua itu jadi pelajaran untuk kita bahwa kita senantiasa harus memanfaatkan hutan kita secara bijak dengan tetap memperhatikan kelangsungan hidup anak cucu kita. Terutama yang paling penting adalah ekosistem &  keanekaragaman hayati tetap seimbang dan harus kita jaga.(ce'ilehh bahasanya kayak aktivis Green Peace aja!!!)hekz3..

Setelah sampe puncak pertama kami lalu ke arah barat, nah disinilah aku mulai menemukan percabangan pertama yang membuat kami semua salah jalur . Aku sempet inget petunjuk Pak Bero klo habis puncak pertama kami harus kearah kiri tapi entah kenapa tiba-tiba saja feelingku mengatakan bahwa aku harus melangkah terus ke barat. Jadi secara reflek diriku seperti ada yang memerintah untuk langsung ke arah barat karena mungkin aku lihat jalur yang lebih jelas adalah ke arah barat. Jadi di situlah kami mulai salah jalur, kami ber-8 sempet frustasi di tengah jalan klo pada waktu itu sudah dalam kondisi kesasar. Padahal kami udah melangkah terlalu jauh dari percabangan jalan menuju sungai. Untuk kembali udah terlalu riskan dan kami ibaratnya seperti anak kucing yang sedang kehilangan induknya, tak tau apa yang akan diperbuat!(hehe..) Namun mereka semuanya sudah aku ingetin klo dalam kondisi apapun di tengah hutan atau di alam liar konsentrasi kita harus tetap jernih jangan pernah mengosongkan pikiran. Setelah anak2 aku motivasi agar tetap jangan menyerah (kayak lagunya D'Massive ae!!:P emang tahun 2007 udah ada??!!), kami terus melanjutkan perjalanan yang seakan tak berujung itu.

Di sepanjang perjalanan anak2 tetep aku suruh dzikir dan berdoa semoga kami tetep selamat sampe tujuan dan senantiasa dilindungi oleh Allah SWT. Perjalanan kami semakin lama semakin mencekam karena wangi bunga puring!! Pada saat itu bukan hanya aku yang mencium wangi bunga yang sangat semerbak itu tapi seluruh aanak2 juga.Hiih jadi bergidik serem! Setelah melalui perjuangan yang panjang selama 2 jam dan sangat melelahkan, kami akhirnya berhasil menemukan sungai yang dicari2. Rasanya seneng banget bisa keluar dari lebatnya hutan "AMAZON" tersebut , apalagi kondisi di waktu itu sudah agak gelap soalnya hari udah menginjak petang. Sesampainya di sungai kami semua tak henti-hentinya mengucapkan Hamdallah dan rasa syukur ke Hadirat Allah SWT yang masih memberi kesempatan kami untuk bernafas sampai saat itu.

Di sana kami secepatnya mengisi air secukunya dan segera melanjutkan perjalanan ke P.Sanggar. Aroma wewangian yang menusuk hidung di sepanjang perjalanan menyusuri sungai sempat membuat bulu kuduk merinding (Tapi setelah ditelusuri sumbernya memang itu adalah bau wangi bunga kenanga dan bunga puring yang banyak jatuh berguguran di seanjang perjalanan). Yang sangat aneh bunga2 itu nampak sangat jelas berada di aliran sungai. Bahkan saking tidak percayanya aku sempat pegang langsung bunga2 itu. Padahal sangat tidak mungkin bunga kenanga dan bunga puring bisa tumbuh di hutan seperti ini. Ditambah lagi suasana malam yang mencekam dan suara2 misterius yang sesekali meneror kami. Masa' ada kayak suara burung yang seperti orang ketawa mirip nenek lampir trus terdengar bersahut-sahutan dari sisi kanan & kiri kami. Muncul juga sesosok bayangan hitam yang terbang melintas bergantian di atas kanan kiri pepohonan lebat. Belum lagi suara ombak laut yang timbul tenggelam. Kadang muncul kadang tidak. Ank2 te2p kumotivasi supaya jangan mengiraukan hal2 ganjil tersebut n tetep minta perlindungan kepada Yang Diatas dengan berdzikir. 
Mulai kusadari bahwa sungai yang kami lewati adalah sungai yang belum sama sekali kulewati sebelumnya karena jelas sekali tmpak beda dari yang dulu pernah kulewati. Di sungai ini kami melewati banyak bebatuan besar yng tingginya rata2 2-3 meter bahkan setelah itu kami menemukan "GROJOGAN"/ seprti air terjun yg curam bgt dan berteras 2 yg tingginya sekitar 10 meter lebih.Nah disanalah kami cari jalan lain yang lebih aman dan terpaksa kami buka jalur / nebas2 lewat samping kanan sungai tersebut.

Setelah rintangan tersebut berhasi dilalui kami masih mendapat banyak rintangan lagi diantarany banyak pohon2 tumbang yg melntang dihadapan qt dan qt terpaksa juga cari jalur alternatif lain yg aman u/ dilewati. Anak2 pada wktu itu kondisi fisiknya mgkn dah terlalu capek coz dah bisa aku baca lewat seringnya mereka istirahat karena mereka sudah melewati perjalanan yang berjam2 trus mata yang nggak bisa ditolerir lagi, melek merem tinggal 5 watt-an. Di saat itu aku mulai berpikir bahwa klo gini terus kapan nyampenya?dan aku mulai mengambil inisiatif keras ke anak2 supaya segera melanjutkan perjalannan ke P.Sanggar. Aku pada wktu itu yg mulai memimpin perjalanan krn pd wktu sblumnya ank2 g ada yg beranidi posisi paling belakang.Ktnya mereka selama di belakang sendri banyak mengalami hal2 yg aneh dan gnjil misalnya ktnya Gunanda diamelihat anak2 kecil yang berlari2 di belakangnya dengan membawa senter kecil.Trus JEMEK jg mersakn hal yg sma. Akupun juga sebenarnya banyak jg merasakan hal2 demikian, seperti bahuku ada yang meraba dan mencolek2 kemudian kakiku seperti ada yang menarik2 dari dalam air sungai padahal ya kulihat nggak ada bebatuan didalamnya. Mungkin itu semua akibat rasa halusinasi yang berlebihan dari kami karena terus dicekam rasa ketakutan yang semakin mendera kami selama perjalanan. Tapi ya Wallahu Alam Bishowab...

Setelah itu aku mengambil inisiatif memimpin perjalanan. Anak-anak terus ku pompa semangatnya, karena kami mulai menemukan jalan sungai yang jelas yang sama sperti yang aku lewatidulu. Jadi mungkin aku dah sedikit tahu jalur alternatif2 yang lebih singkat dengan melewati jalan setapak diatas sungai itu. Tapi y anak2 y mengeluh kepadaku kok aku nggak berhenti-henti untuk istirahat sejenak ato apa gitu, terutama siAmel itu sampe nangis2 (wkwkwkwkw) dari awal kondisi badannya dah nggak enak. Tapi ya nggak apa apalah ketimbang nggak sampe2 pantai malah mungkin bisa resiko kesasar lagi n bahaya lain yang di luar dugaan kita klo nggak secepatnya keluar dari sungai itu. Nah lo kan malah berabe!!!



Dengan motivasi yang keras dariku ke anak-anak aku tetep membimbing mereka secara perlahan tapi sedikit mempercepat gerak jalan dari yang sebelumnya karena aku pengen secepatnya tiba di pantai tentunya dengan selamat n segera istirahat, membangun dome, masak serta melakukan aktifitas yang sekiranya diperlukan. Selain itu yang paling penting aku nggak pengen terjadi sesuatu pada adik-adikku klo kami tetep sering berhenti di tengah hutan kaya gitu! Ya mohon maaf lo, klo pada waktu itu diriku terlalu keras pada kalian tapi yang penting, itu semua kulakukan demi kebaikan kalian sendiri kok...percaya deh!!!^_^

Akhirnya gemuruh ombak yang terdengar menderu-deru memecah karang semakin jelas terdengar. Semakin cepat pula lngkah kakiku berjalan karena aku yakin sungai yang kulewati dah mentok sampai di situ n tinggal mencari jalan setapak yang menuju pantai. Setelah mencari-cari jalan setapaknya akhirnya kami berhasil menemukannya. Kami pun menjadi terpompa semangatnya dan segera tak sabar ingin melihat pasir putih pantai Sanggar yang indah dan samudera lepas yang membentang luas

DAN AKHIRNYA....


Penantian panjang dan perjuangan yang meletihkan setelah 2 jam menjelajahi lebatnya hutan dan 6 jam menyusuri sungai yang berkelok-kelok terbayar sudah oleh pemandangan indah di pelupuk mata yang takkan bisa di ungkapkan dengan kata2...

Kami tak henti-hentinya mengucap syukur lagi Ke Hadirat Yang Maha Kuasa atas karunia yang diberikan, karena tanpa perlindungn-Nya kami tak akan tiba dengan selamat sampai di Pantai seindah itu. Jadi kami sampai di pantai tu sekitar jam 12 malam dan sesampainya disana kami segera melepas penat dengan mendirikan dome yg kami bawa kemudian masak dan ngobrol2 nyeritain pengalaman barusan smpe jam 3an. Kemudian anak2 tidur pulas dengan sendirinya, mungkin karena kecapekan. Tapi aku sengaja tidak tidur menjaga adik-adikku sembari duduk di batang pohon sambil melantunkan suaraku yang merdu (hehehe), memecah kesunyian malam Pantai Sanggar sampai tiba pagi harinya.

Pada waktu subuh aku segera membangunkan anak-anak untuk menikmati keindahan alam di Pantai Sanggar. Segera kutenteng kamera digital pinjaman dari kelas 1 karena aku tak ingin melewatkan momen penting di saat rona kemerah2an di ufuk barat mulai menghiasi langit pantai Sanggar. Segera kubidik obyek tersebut dan jepret!! Wow hasilnya keren banget!! Disana kami menemukan berbagai satwa laut yang unik misalnya sebuah teripang yang lembek kayak jelli, landak laut yang unik, karang-karang yang lucu, dan keindahan-keindahan lainnya yang sempat kami abadikan lewat kamera. Trus setelah kami rame2 berburu kerang, anak-anak yang cowok pada berenang di tepi laut, klo yang cewek masak. Setelah itu sekitar jam 11 kami persiapan untuk melanjutkan perjalanan pulang lewat jalur "Semampir".

Kondisi jalur disana becek n sekarang banyak jalur yang bercabang. Mungkin yang dipakai mengangkut kayu-kayu hasil tebangan itu. Dan kami sempet istirahat sejenak melepas lelah di puncak sebuah bukit yang dimana kita bisa melihat Pantai Sine dari kejauhan. Di sana kami bercerita tentang pengalaman-pengalaman seru yang barusan kami alami, tapi anehnya kok mereka banyak bercerita tentang pengalaman mistis ya?! entahlah mungkin itu pengalaman yang paling mengesankan kali buat mereka. Kemudian jam setengah 4 kami baru nyampe turun di Desa Ngelo kemudian ke rumah P.Bero smpai jam 5 sore. P.Bero sempat sdkit marah krn qt sempat kemarinnya g memberitahu Nginep berapa hari. Beliau bahkan akan mengumpulkan para warga untuk mencari keberadaan kami jikalau sampai hari itu kami tidak kunjung kembali. Wajar karena pantai ini masih sangat alami dn masih angker. Kita mungkin LUPA memberitahu beliau dan terburu-buru karena dah jam 4 pd wktu tu n takut klo kemaleman diperjalann. Lalu sama Beliau kita kemudian di panggilkan mobil carteran untuk pulang ke Tulungagung.
Dan akhirnya kami semua tiba di SMABOY SMILE dengan selamat. ALHAMDULILLAH!Eiit tunggu dulu ceruta blum selesai coz msh ad 1 yg tersisa yaitu ternyata foto2 jepretan kami pada waktu di pantai Sanggar kemarin ada Penampakannya!!!! Jd ada 3/4 foto klo nggak salah yang ganjil menurut kami, seperti pada waktu di base camp si sofi foto sendiri dan di belakangnya ada nampak seperti ada api yang berbentuk barongan. Lalu pada saat foto bareng kemudian di pojok kiri kami ada sesosok bayangan putih yang mirip p#@$#@$ (baca:pocong) hiiii!!Dan masih banyak yang lainnya. pokoknya syereeeeeemmmmmmm... Dan Anehnya foto-foto yang ganjil tersebut kemudian hilang dengan sendirinya sebelum kami copy ke computer!!!Astaghfirullahaladzim..
Hingga kini aku tak akan pernah melupakan pengalaman mendebarkan yang aku alami itu. Pantai Sanggar memang sangat indah bahkan melebihi Pantai Kuta di Bali namun dibalik keindahannya terdapat misteri yang tak bisa dinalar dengan akal serta logika......

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger