Beranda

Thursday, September 17, 2009

Mau Mendaki Gunung Gede-Pangrango??Silahkan Coba Layanan Booking Online di Situs BBTNGP

Bagi anda rekan-rekan pendaki gunung yang akan mendaki ke Gede-Pangrango silahkan coba layanan booking online untuk pendakian ke kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango, selengkapnya klik http://www.bookingonlineoff.byethost32.com/

Pada situs diatas rekan-rekan calon pendaki dapat melihat data jumlah kuota yang tersedia per hari pada setiap pintu masuk pendakian ke Gunung Gede Pangrango, untuk booking online calon pendaki dapat mengirimkan email ke booking@gedepangrango.org. Selamat mencoba ya :)

Sebuah Reportase Perjalanan Detektif Lingkungan Divisi BABM PLH Siklus ITS (Part 3)

REPORTASE HASIL PELAKSANAAN KEGIATAN BERSEPEDA PLH SIKLUS ITS MENGELILINGI KAWASAN SURABAYA DI HARI LINGKUNGAN HIDUP SE-DUNIA 5 Juli 2009


Pada peringatan HLHS kali ini, PLH Siklus ITS khususnya divisi BABM mempunyai agenda kegiatan bersepeda seperti sebelumnya menelusuri fenomena-fenomena lingkungan yang terjadi di daerah Surabaya. Fenomena-fenomena yang kami teliti tak hanya pencemaran udara seperti studi kasus kami terdahulu namun juga fenomena-fenomena pencemaran lingkungan yang lainnya. Rute yang kami tempuh cukup jauh karena akan mengelilingi seluruh bagian Surabaya mulai dari timur, utara, barat, selatan lalu kembali lagi ke Surabaya Timur. Sikluser yang hadir dalam rangka HLHS kali ini cukup banyak dari kegiatan bersepeda sebelumnya yaitu berjumlah 10 Orang yang beranggotakan Rivel, Brain, Zain, Diah, Aji, Anis, Indi, Choirul, Sulis dan Febri. Start dimulai dari Kampus ITS pukul 07.30 menuju Mulyosari kemudian dilanjutkan kearah kawasan Jl. Kenjeran. Pada saat itu lalu lalang kendaraan bermotor sudah cukup banyak dan sedikit menimbulkan kemacetan di kawasan Kenjeran. Tampak beberapa pedagang ikan berjualan ikan hasil tangkapannya di pinggir jalan. Seharusnya pedagang-pedagang tersebut menyadari bahwa ikan-ikan yang dijual di pinggir jalan tersebut tidak baik untuk kesehatan, karena asap-asap kendaraan bermotor yang lalu lalang di jalan mengandung partikel-partikel berbahaya bagai kesehatan manusia jika ikut terkonsumsi. Kami kemudian berhenti disebuah warung di jalan Kenjeran untuk sarapan pagi.

Sarapan Pagi di Warung Daerah Kenjeran
Setelah selesai mengenyangkan perut kami melanjutkan perjalanan ke arah Jl. Kapasan. Selama perjalanan ke arah Jl. Kapasan kami tidak menemukan fenomena-fenomena lingkungan yang berarti. Masuk ke dalam daerah Pasar Kapasan kami dihadapkan pada Jalur yang searah di daerah menuju Kembang Jepun. Terpaksa kami harus melalui jalur tersebut dengan melawan arus kendaraan yang melaju dari arah barat. Pada sebuah pertigaan jalan menuju Jembatan Merah seorang sikluser (Sulis) hampir tertabrak motor namun untung saja motor tersebut sempat mengerem sehingga tidak ada korban dari kedua belah pihak. ^_^ Perjalanan kami akhirnya sampai di Jl. Gresik di daerah Moro Krembangan. Bersepeda di kawasan ini kami harus ekstra hati-hati karena jalanan sangat padat oleh kendaraan-kendaraan berat (Truk, Tronton, Fuso dll) yang lalu lalang menuju ke arah Pelabuhan maupun ke arah Gresik. Dapat kami simpulkan bahwa di daerah ini tingkat pencemaran udara cukup tinggi dan efeknya membahayakan bagi kesehatan.


Perjalanan terhenti karena team yang melakukan investigasi ”memergoki” adanya penyebab terjadinya pencemaran udara yaitu berada di bawah jembatan tol Krembangan; lebih tepatnya di Jalan Gresik, Bozem Kalianak, Kali Mas dan Barat Bozem Moro Krembangan. Pencemaran di bawah jembatan tersebut berupa penimbunan sampah-sampah organik dan sampah-sampah anorganik, partikulat-partikulat yang dari aktifitas kendaraan-kendaraan yang berlalu lalang di sekitar wilayah tersebut seperti truk-truk besar pengangkut peti kemas.

Sampah - Sampah yang terdapat di bawah Tol Krembangan

Team pengendara sepeda kali ini mengunjungi SPOT terminal peti kemas di daerah Bozem Moro Krembangan. Di sini terdapat beberapa pabrik. Team menemukan bahwa salah satu dari pabrik tersebut, cerobong asapnya mengeluarkan banyak asap hitam pekat. Kami lalu menyelidiki pabrik apakah yang dengan seenaknya membuang banyak asap yang bisa merusak lapisan ozon itu. Sealin itu di wilayah tersebut terdapat beberepa SUTET yang didirikan dan anehnya ada beberapa rumah yang tinggal di are aSUTET itu. Hal ini sangat membahayakan kesehatan para keluarga yang tinggal dekat dengan SUTET karena resikonya akan terkena dampak radiasinya.

Perjalanan yang kami lalui semakin berat karena matahari pada waktu cukup terik dan asap-asap kendaraan tak henti-hentinya meneror kami selama perjalanan. Di daerah industri Kalianak Barat terdapat beberapa ekosistem mangrove yang cukup berperan untuk mereduksi asap-asap dari pencemaran udara yang dihasilkan oleh kendaraan bermotor maupun pabrik-pabrik di sekitarnya. Di sana kami team detektif lingkungan BABM PLH Siklus ITS menemukan banyak gelondongan kayu besar dengan diameter 1 m dan panjang 10 m di sisi utara jalan. Semoga kayu-kayu ini bukan hasil dari illegal logging dan mempunyai dokumen resmi.


Akhirnya kami tiba di SPOT Jl. Margomulyo, dimana di SPOT ini terdapat banyak sekali kendaraan-kendaraan bermotor seperti truk pengangkut peti kemas dari pelabuhan. Hal itu dapat menimbulkan polusi yang cukup parah. Di sisi barat jalan juga terdapat sebuah pabrik Batu Bara yang cerobong asapnya sedikit mengeluarkan asap namun secara kasat mata tidak tampak beda dengan asap di Pabrik wilayah Moro Krembangan.

Perjalanan terhenti ketika ditemukan fenomena pembakaran sampah di sisi kiri Jalan Margomulyo. Kawasan ini ditumbuhi banyak pohon di sisi kiri dan kanan jalan sehingga tampak asri. Sangat jauh berbeda dengan kawasan di jalan Gresik (Krembangan) – Kalianak yang panas karena tidak ada pohon sebagai peneduh sama sekali.


Jalan Raya Manukan Kulon, sebuah pabrik udang mengeluarkan asap polusi udara. Selain itu juga terdapat limbah cair yang berada di sungai yang berasal dari limbah rumah tangga sehingga airnya berwarna putih susu. Limbah padat yang berasal dari limbah rumah tangga yang ditemui yaitu berupa sampah-sampah yang mengambang (ada di sekitar sungai).


Berhubung waktu sudah mendekati pukul 12.00 dan kami siklusers yang muslim harus melaksanakan kewajiban Sholat Jumat, maka kami berhenti selama kurang lebih 30 menit di Masjid Al-Qohar Jl. Lidah Kulon Surabaya no.1 Barat. Setelah itu merencanakan untuk singgah di rumah Febri (AM 21) untuk beristirahat dan makan siang. Kami kemudian menyusuri kawasan perumahan elit Citra Land untuk mengunjungi salah satu taman yang terdapat patung mirip singapura. Di sana kami mengabadikan beberapa foto untuk dokumentasi. Perjalanan panjang kami pun selesai sudah, kami akhirnya kembali ke ITS melalui JL. Mayjend Sungkono – Jl. Basuki Rahmat – Jl. Gubeng- Jl. Kertajaya dan sampai di ITS tercinta sekitar pukul 17.00 BBWI.

Perjalanan bersepeda keliling Surabaya yang kami lakukan ini mungkin hanya sebagian kecil dalam usaha kami anggota PLH SIKLUS ITS untuk melihat fenomena-fenomena lingkungan apa saja yang terjadi di sekitar kami. Ternyata setelah kami tinjau langsung di lapangan, masih banyak terjadi pencemaran di beberapa tempat di Surabaya, khususnya pencemaran air dan udara. Untuk itu kami mengajak peran serta anda untuk senantiasa menjaga dan melestarikan lingkungan tempat kita berpijak dari hal-hal yang dapat mengakibatkan pencemaran. Jika anda bisa berbuat lebih dari yang kami lakukan, mengapa tidak!!!!

Sebuah Reportase Perjalanan Detektif Lingkungan Divisi Bakti Alam Bakti Masyarakat PLH Siklus ITS (Part 2)



Reportase Kegiatan Bersepeda Dalam Mengungkapkan Fenomena-Fenomena Pencemaran UdaraVersi II (21 Mei 2009)
Pemeriksaan kondisi kualitas pencemaran kedua ini dilakukan di kawasan Surabaya Tengah berlangsung pada hari Kamis, 21 Mei 2009 pukul 08.18 WIB. Dilakukan oleh 7 orang, yaitu 4 orang divisi BABM (Bakti Alam Bakti Masyarakat) yakni Brainca, Rivel, Zein, Lusi ;1 orang AM (Anggota Muda) yaitu Yayan; dan 2 orang BPH yakni Dini (selaku ketua umum PLH SIKLUS ITS) dan Ruri (selaku Bendahara Umum PLH SIKLUS ITS). Terjadi keterlambatan selama 18 menit dari rencana awal. Hal ini diakibatkan oleh adanya personel yang datang tidak tepat waktu. Dilakukan penyampaian maksud dan tujuan oleh Brainca, briefing teknis, dan sedikit foto-foto dan berdoa sebelum berangkat hingga menghabiskan waktu selama 10 menit hingga pukul 08.28 WIB. Setelah itu kelima pelaku itupun berangkat.

Tepat pukul 08.28 WIB rombongan ini berangkat menuju persinggahan yang pertama yakni Stasiun Pencemaran Udara. Sesampainya di tempat tersebut (Convention hall, pukul 08.36 WIB) terdapat sedikit perbincangan mengenai alat tersebut. Pertama tentang kegunaan alat tersebut, alat tersebut merupakan alat pendeteksi terjadinya pencemaran udara yang kevalidannya juga dipengaruhi oleh arah mata angin. Hasil pendeteksian tersebut diolah dan menghasilkan indeks pencemaran udara yang dapat dilihat di papan peraga yang ada di pinggir-pinggir jalan.

Dalam satu hari Stasiun Pencemaran Udara mulai beroperasi mulai pukul 15.00 hingga 24 jam kemudian. Sehingga apabila sekarang adalah tanggal 1 Juni 2009 maka hasil pemeriksaan total pada hari ini dapat dilihat besok pada tanggal 2 Juni 2009 pukul 15.00 WIB (Setiap 10 menit sekali Stasiun Pencemaran Udara mengeluarkan hasil pendeteksiannya dan kesimpulan hasil pendeteksian yaitu berupa hasil pemeriksaan total). Pencemaran udara di Daerah Surabaya Pusat dapat dikategorikan ke dalam pencemran sedang, artinya tingkat kualitas udara yang tidak berpengaruh pada kesehatan manusia maupun hewan tetapi berpengaruh pada tumbuhan yang sensitive dan nilai estetika.


Jika dibandingkan dengan kondisi pencemaran udara di Jakarta, maka kita boleh tenang dengan kondisi pencemaran di Surabaya. Kondisi pencemaran udara di Jakarta sungguh-sungguh tragis. Bayangkan dalam waktu 1 bulan, tingkat pencemaran sedang hanya terjadi dalam waktu 2 hari saja, selainnya tingkat pencemarannya termasuk dalam kategori tidak sehat. Namun jangan terlena akan hal tersebut karena bila tidak dilakukan langkah intensif maka kondisi di Surabaya akan menyerupai kondisi di Jakarta bahkan bisa jadi lebih parah atau mungkin saja saat ini kondisi riil-nya memang telah terjadi pencemaran udara yang sangat namun tidak terdeteksi oleh ISPU (karena selama melakukan pengamatan di beberapa titik selalu menghasilkan indeks yang sama, sehingga ada kemungkinan alat itu rusak) karena sudah terdapat indikator adanya polusi yang sangat di Jawa timur ini khususnya Surabaya yaitu adanya kenaikan suhu sekitar 1,5 derajat celcius dari 34,5 derajat celcius hingga 36,4 derajat celcius. Oleh karena itu perlu dilakukan pengkajian ulang terhadap polusi udara di Jawa Timur khususnya Surabaya sebagai salah satu kota metropolitan (melalui study banding tentang kelayakan alat ini karena dari hasil pengamatan itu saja sudah dapat dipergunakan untuk menilai kinerja suatu kota dalam menjaga kelestarian lingkungannya).

Padahal kenaikan 1 derajat celcius tersebut melebihi angka kenaikan suhu udara tertinggi di dunia yang hanya mencapai 0,3 derajat celcius. Sehingga dapat dikatakan upaya pengendalian pencemaran udara sekarang ini sudah tak bisa ditawar lagi. “Obrolan” dilakukan hingga pukul 08.47 WIB dan dilanjutkan dengan melakukan perjalanan hingga ke Hotel Sahid. Selama diperjalanan ditemukan adanya renovasi jalan, pengerukan sungai, pembetulan bibir sungai (partikulat yang ada sudah basah terkenan air sungai) -> dekat RSJ Menur. Setelah itu menuju ke Papan Peraga yang berada di depan patung Airlangga (di perempatan Kertajaya). Terdapat beberapa taman yang sudah kami lewati, misalnya saja di pertigaan dari arah Kertajaya menuju jalan pulau-pulau dan bekas pom bensin yang lokasinya dekat MAZDA.

Taman-taman kota itu merupakan penyaring udara kotor di sekitar kawasan lokasi taman itu. Pada pukul 10.05 WIB hingga pukul 10.20 WIB peserta berada di atas jembatan, proyek (depan DELTA Plaza Surabaya), yaitu tepatnya PT. Investindo. Sebuah proyek pembangunan gedung (serupa itu) merupakan penyumbang partikulat yang cukup besar. Pada pukul 10.20 kami tiba di perempatan (pertemuan antara Jalan Pemuda, Jalan Gubernur Suryo, dll), yaitu tepatnya di GRANADA. Selama disana kami menemui aktivitas kendaraan yang sangat padat. Kami berada disana hingga pukul 10.27 WIB. Kami melanjutkan perjalanan ke Tugu Pahlawan. Kami mengambil banyak gambar selama perjalanan, seperti asap tebal yang ditimbulkan oleh penjual sate di Jalan Walikota Mustajab (10.27-10.36 WIB), Knalpot yang berada di atap restaurant di Jalan Pahlawan (mengeluarkan asap) pada pukul 11.06 WIB. Pada pukul 11.17 WIB kami sampai di depan Tugu Pahlawan (perempatan). Di tempat ini kami menemui aktivitas kendaraan yang sangat padat. Menuju ke tempat berikutnya, yaitu ke daerah Kupang. Kami melewati bangunan depan POLRES. Di tempat itu banyak sekali debu-debu bertebaran yang mengganggu para pengguna jalan. Melewati perempatan Embong Malang-Blauran-Tidar-Pasar Kembang (istirahat dari pukul 11.59-12.22 WIB). Pada Pukul 12.22-12.37 WIB berangkat masjid Samsul Huda (lewat Pasar Kembang).

Perjalanan kami selanjutnya yaitu menuju Jalan Kupang, kembali lagi ditemui aktivitas pembakaran (pembakaran terhadap sampah apapun sebenarnya tidak boleh dilakukan, karena sampah apapun seharusnya ditanam) -> 12.53-14.02. Sebentar saja kami berada di Jalan Kupang, kami, langsung melanjutkan perjalanan ke Jalan Pandigeling 169 (Castrol Dinimotor) disana ada satu pegawai mencoba gas dari salah satu sepeda motor hingga di sekitar tempat itu dipenuhi oleh asap kendaraan hitam yang pekat. Namun peserta dari kami yang bersisa 3 orang (Brain, Zein, Lusi) -> yang lainnya pulang ketika di GRANADA (Dini & Ruri) dan di Masjid Samsul Huda (Yayan). Pada pukul 13.14-13.20 WIB kami berangkat menuju Plaza BRI. Kami berada disana hingga pukul 13.28. Lanjut untuk perjalanan pulang. Waktu perjalanan pulang kita menemui dilakukannya pembakaran setumpuk sampah di plengsengsengan kali dekat Daerah Keputran.

Letak statiun stasiun pendeteksi pencemaran udara :

1. Taman Prestasi
2. Perak Timur
3. Gayungan
4. Convention Hall
5. Sukomanunggal

slideshow

Fotoku

Fotoku
lagi ikut lomba birdwatching

Islamic Web Category

Powered By Blogger